Keuangan bukan sekadar angka. Dalam bisnis, mengelola keuangan adalah pondasi yang menentukan stabilitas operasional dan peluang pertumbuhan. Tanpa strategi keuangan yang terarah, bisnis rentan menghadapi risiko yang bisa mengancam keberlanjutan.
Namun, bagaimana cara memastikan bahwa kebijakan keuangan yang Anda buat tidak hanya efisien, tetapi juga relevan dengan dinamika pasar? Untuk menjawab hal ini, berikut akan dikupas langkah-langkah strategis untuk mengelola keuangan perusahaan secara efektif.
Setiap tips dirancang untuk membantu Anda menciptakan kebijakan yang tidak hanya menjaga stabilitas tetapi juga membuka peluang pertumbuhan.
1. Pahami Kondisi Keuangan Bisnis Anda Saat Ini

Langkah pertama adalah mengenali posisi keuangan Anda saat ini. Tanpa pemahaman yang jelas, akan sulit menentukan arah bisnis ke depan. Untuk memahaminya, Anda bisa mulai dengan proses berikut:
- Evaluasi mendalam terhadap laporan keuangan periode sebelumnya: Laporan ini memberikan gambaran bagaimana profitabilitas, liabilitas, dan solvabilitas keuangan perusahaan dalam siklus tertentu.
- Terapkan dashboard indikator: Metrik performa keuangan digunakan untuk menentukan apakah kinerja keuangan tergolong baik atau buruk. Anda dapat membandingkan realisasi kinerja keuangan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.
- Analisis tren: Langkah mengelola keuangan ini penting untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu.
Namun, kondisi internal perusahaan tidak dapat dinilai secara terisolasi. Anda juga harus membandingkan kinerja tersebut dengan kondisi eksternal, seperti dinamika pasar dan kompetitor.
Ada kalanya, meskipun target tercapai, hasil tersebut tidak sejalan dengan potensi pasar yang sedang tumbuh pesat.
Dari analisis ini, Anda akan mendapatkan indikasi awal untuk menentukan tujuan keuangan berikutnya. Jika keuangan stabil atau positif, Anda bisa lebih agresif dengan menerapkan growth strategy, seperti investasi untuk ekspansi bisnis.
Sebaliknya, jika kondisi keuangan negatif, prioritasnya adalah efisiensi biaya dan perbaikan produktivitas, dengan pendekatan yang lebih konservatif.
2. Tetapkan Tujuan Keuangan yang Jelas

Setelah memahami posisi keuangan, tips mengelola keuangan selanjutnya adalah merancang tujuan yang jelas dan terukur. Ini bukan sekadar target angka, tetapi juga strategi yang mencakup jangka pendek dan panjang.
Di sinilah peran penting streamlining antara forecast (proyeksi keuangan) dan dan budgeting (anggaran). Forecast dalam financial planning memberikan gambaran strategis mengenai target pendapatan yang ingin dicapai, proyeksi utang, dan profitabilitas di masa depan. Sementara itu, budgeting menerjemahkan forecast tersebut ke dalam alokasi dana dan langkah-langkah operasional yang terukur untuk pelaksanaan sehari-hari.
Sebagai contoh, forecast dapat menetapkan target pendapatan sebesar Rp5 triliun pada tahun 2026, dengan asumsi pertumbuhan penjualan sebesar 10% per tahun melalui ekspansi pasar baru dan peluncuran produk inovatif dengan proyeksi biaya Rp1 triliun.
Budgeting kemudian menjabarkan bagaimana sumber daya dialokasikan untuk mendukung target ini, misalnya dengan menganggarkan:
- Rp500 miliar untuk pengembangan produk baru guna mendorong inovasi
- Rp300 miliar untuk strategi pemasaran yang agresif di pasar baru
- Rp200 miliar untuk memperluas jaringan distribusi yang akan meningkatkan cakupan pasar.
Dengan demikian, budgeting menjadi langkah konkret yang menghubungkan strategi forecast dengan implementasi operasionalnya. Proses ini bisa dilakukan dengan dua pendekatan:
- Top-down: Arahan dari level manajemen
- Bottom-up: Input rencana kerja operasional yang berasal dari level operasional
Dengan memastikan forecast dan budgeting selaras, Anda akan memiliki strategi keuangan yang realistis dan efektif untuk dijalankan. Berikut merupakan beberapa metode Budgeting yang umum dipakai dalam suatu bisnis:
Baca Juga: Pentingnya Fungsi Manajemen Keuangan yang Baik dalam Bisnis
Metode Incremental

Metode pertama adalah metode Incremental, yaitu metode yang dilakukan dengan menyesuaikan data keuangan tahun sebelumnya berdasarkan peningkatan atau persentase tertentu yang relevan dengan kondisi saat ini. Metode ini tidak menggunakan rumus baku karena fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Sebagai contoh, jika perusahaan memiliki anggaran sebesar Rp7 miliar pada tahun lalu tetapi ternyata realisasi pengeluaran mencapai Rp10 miliar, maka pada anggaran tahun ini diperlukan penyesuaian agar lebih mencerminkan kebutuhan aktual sekaligus mengantisipasi pembengkakan yang tidak terkendali seperti sebelumnya.
Metode Zero Based (ZBB)

Metode penganggaran yang selalu dimulai dari nol setiap tahunnya, di mana setiap komponen anggaran harus dirancang kembali dari awal. Dalam metode ini, Anda perlu mengatur anggaran layaknya menyusun anggaran baru, dengan memeriksa setiap pengeluaran secara rinci untuk menentukan mana yang benar-benar penting dan relevan.
Metode ini adalah metode manajemen keuangan perusahaan yang paling umum digunakan dan paling ketat karena bertujuan untuk mencegah pengeluaran-pengeluaran yang tidak dibutuhkan perusahaan dalam membangun profit.
Activity-Based Budgeting

Metode penganggaran lain yang umum digunakan adalah anggaran Berbasis Aktivitas. Secara khusus, metode penganggaran ini digunakan berdasarkan aktivitas yang dapat menimbulkan biaya.
Pada dasarnya, ini membutuhkan melihat aktivitas utama dalam sebuah bisnis dan kemudian mengidentifikasi pendorong pendapatan dan biaya untuk aktivitas tersebut.
Biasanya, anggaran berbasis aktivitas dapat berguna dalam menilai harga dan profitabilitas produk atau aktivitas yang berbeda. Ini sangat membantu bisnis dalam membuat penilaian tentang bagian bisnis mana yang lebih penting untuk diperluas atau dikontrakkan.
Metode Value Proposition

Metode budgeting yang selanjutnya adalah value proposition budgeting yang menganalisis nilai yang dihasilkan dari setiap pengeluaran. Tujuan utama metode ini adalah untuk memastikan anggaran Anda memfokuskan peluang yang lebih besar untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Anggaran ini perlu diperinci dan dibenarkan untuk membuktikan bahwa setiap item membawa nilai bagi bisnis dan sepadan dengan biayanya. Jika suatu barang terbukti lebih mahal daripada berharga, barang tersebut dihapus dari daftar dan anggaran dialokasikan kembali.
Penganggaran proposisi nilai jarang digunakan sendiri. Ini sering dikombinasikan dengan metode penganggaran lainnya, seperti metode penganggaran berbasis aktivitas.
3. Buat Anggaran dan Kebijakan Arus Kas yang Terperinci

Setelah strategi keuangan ditetapkan, cara mengelola keuangan perusahaan berikutnya adalah mengelola arus kas. Arus kas adalah indikator paling nyata dari aktivitas bisnis Anda. Melalui arus kas, Anda dapat memahami apa saja yang masuk (inflows) dan keluar (outflows).
Namun, arus kas tidak hanya tentang pendapatan dan pengeluaran. Dalam bisnis, pengelolaan piutang dan utang juga memainkan peran penting. Misalnya, sebuah perusahaan penyedia jasa O&M alat berat perlu segera menagih pembayaran dari klien agar menjaga likuiditas (piutang).
Di sisi lain, perusahaan juga harus mengelola utang ke vendor penyedia alat, termasuk negosiasi tenggat pembayaran atau diskon pembelian. Pengelolaan seperti ini tidak hanya memastikan kelancaran arus kas tetapi juga membantu bisnis memiliki dana yang cukup untuk kebutuhan operasional sehari-hari.
4. Kelola Utang dengan Bijak

Utang sering kali menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, utang dapat menjadi alat untuk mempercepat pertumbuhan. Di sisi lain, pengelolaan utang yang buruk bisa membawa bisnis ke jurang kebangkrutan.
Oleh karena itu, penting untuk selalu mempertimbangkan tingkat bunga, jangka waktu, dan kemampuan membayar sebelum mengambil utang baru. Mengelola utang dengan bijak memungkinkan perusahaan menjaga stabilitas keuangan sekaligus menghindari risiko yang tidak perlu.
Baca Juga: Analisis Laba Rugi Sebagai Kunci Sukses Pengembangan Bisnis
Buat Keputusan Investasi yang Tepat

Investasi adalah salah satu cara terbaik untuk mengoptimalkan keuangan perusahaan. Namun, konteks investasi di sini tidak hanya terbatas pada pembelian aset operasional, seperti alat atau teknologi baru.
Ini juga mencakup investasi strategis, seperti merger dan akuisisi (M&A) untuk memperluas pasar atau meningkatkan kapabilitas perusahaan. Pastikan investasi yang dilakukan sejalan dengan strategi perusahaan, baik productive maupun growth strategy.
6. Implementasikan Sistem Pengawasan Keuangan

Keuangan yang baik tidak hanya diukur dari angka, tetapi juga dari seberapa transparan dan akurat proses pengelolaannya. Mengadopsi software akuntansi dapat membantu otomatisasi pencatatan, pelaporan, hingga pengawasan keuangan secara real-time.
Dengan sistem pengawasan yang kuat, Anda dapat memastikan setiap kebijakan keuangan dijalankan sesuai rencana.
7. Audit dan Evaluasi Keuangan Secara Berkala

Audit rutin memberikan dua manfaat utama, yaitu memastikan akurasi laporan keuangan dan mencegah potensi kecurangan. Selain itu, evaluasi keuangan memungkinkan Anda melihat perkembangan bisnis dari waktu ke waktu, apakah target telah tercapai, serta apa saja langkah perbaikan yang perlu diambil untuk periode berikutnya.
Pada dasarnya, keuangan adalah fondasi utama bagi keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis. Dengan pengelolaan yang efektif, perusahaan tidak hanya dapat menjaga stabilitas keuangan tetapi juga membuka peluang untuk pertumbuhan yang berkelanjutan. Namun, pengelolaan keuangan yang optimal harus didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten dan pemanfaatan teknologi yang tepat guna.
Jika Anda membutuhkan panduan lebih lanjut untuk merancang kebijakan keuangan yang optimal, Arghajata Consulting siap membantu. Hubungi kami untuk memulai perjalanan menuju pengelolaan keuangan yang profesional dan efisien!